Kamis, 27 November 2014

Tidak setiap perdamaian itu baik, sebagaimana tidak setiap permusuhan itu buruk



Meski sudah di deklarasikan, oleh George W Bush akan danya “perang salib” zaman baru, tetapi banyak umat muslim yak tidak mempercayainya. Serbuan demi serbuan dilakuakn pasukan Amerika pada negara-negara jazirah Arab. Berawal inigin menumbangkan pemerintah yang diktaor, yang tidak sesui dengan demikrasi, kebebasan yang sering mereka usung, berujung dengan pendudukan negeri-negeri muslim dan mulailah melakukan kerusakan sedikit demi sidikit.

Terdiamnya umat islam melihat saudara seimanya tengah di bombardir bukan haya karena kepandaian musuh mengemas perang ini serapi mungkin tetapi bisa jadi ini adalah salah satu gejala krjahiliahan ketika sesama saudara saling acuh.

Keadaan seperti ini akhirnya membagi manusia menjadi tiga golongan menurut Ibnu Taimiyah, 
Golongan Tha’ifah manshurah(kelompok yang ditolong Allah) Mereka adalah para mujahidin yang berperang melawan bangsa perusak itu. Golongan Tha’ifah mukhalifah(kelompok yang menyelisihi) mereka dalah kaum yang mengaku islam tetapi ikut bergabung dengan pasukan musuh. Tha’ifah mukhadzilah(kelompok pelemah semangat dan acuh terhadap mujahid) Mereka adalah golongan yang duduk dari berjihad walaupun keislaman mereka benar.
Yah melihat kondisi saat ini sebagai umat islam, wajib bersikap dengan tepat. Menentukan sikap terhadap musuh umat islam karena penentuan sikap ini merupakan salah pilar tegaknya tauhid.Tidak sempurna iman seseorang sampai dia hanya  Wala’(loyalitas) dan Bara’(berserah diri) pada Allah.
Rukun Al Wara’ dan Wal bara’ dalam islam
1.      Tidak boleh mengangkat orang kafir sebagai pemimpin
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafirmenjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin.Barangsiapa berbuat demikian lepaslah dia dari pertolongan Allah, kecuali karena siasat  memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka ( Ali Imran 28)
Imam Ath Thabari berkata,Maknanya: janganlah kalian wahai orang-orang yang beriman mengambil orang-orang kafir sebagai pelindung dan penolong, sehingga kalian akan memberikan loyalitas kepada din mereka, kalian  akan menolong mereka dalam menentang dan membuka rahasia kaum Muslim. Sesungguhnya, orang orang yang melakuakn hal itu, dia akan lepas sama sekali dari pertolongan Allah karena murtad dari din-Nya dan masuk dalam kekafiran( Tafsir Ath-Thabari:3/227)

Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu menjadikan orang yahudi dan nasrani sebagai teman setiamu mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa diantara kalain menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia masuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk orang-orang yang zalim (Al Mai’dah 51)

Siapa saja yang loyal kepada Yahudi dan Nasrani selain dari golongan orang-orang mukmin maka mereka termasuk bagian dari mereka, sebab orang yang loyal kepada mereka kan membantu mereka mengalahkan orang-orang mukmin, dia termasuk bagian dari agama dan ajaran mereka. Oleh karena itu janganlah loyal kepada seseorang, kecuali dia sendiri ridha kepada din-nya. Jia dia ridho pada din-nya makan sungguh dia telah memusuhi hal-hal yang menyelisihi dan membuatnya marah sehingga konsekuensi hukumanya sama dengan konsekuensi yang berlaku padanya( Tafsir Ath- Thabari:6/277)
2.      Perbedaan antara Wala’(loyal) dan tarqiyah(berpura-pura)
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafirmenjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin.Barangsiapa berbuat demikian lepaslah dia dari pertolongan Allah, kecuali karena siasat  memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka ( Ali Imran 28)
Ibnu Katsir menjelaskan barang siapa yang merasa takut terhadap kejahatan mereka di sebagian negeri maka pada saat-saat tertentu maka dia boleh ber-taqiyahdengan sikap lahiriyah, bukan dengan batin dan niatnya.
Ats Tsauri menuturkan bahwa Ibnu Abbas rahimatullah berkata
Tarqiyah bukanlah dengan perbuatan, namun tarqiyah itu dengan lisan
Tetapi mereka tidak diperbolehkan melakukan perbuatan yang membantu mereka atau perbuatan dosa atau menolong mereka dalam mencelakai, membunuh atau memerangi kaum muslim yang lebih baik baginya adalah bersabar menerima penganiyaan, meskipun dia harus mati
3.      Membenci Orang kafir dan tidak menampakan kasih sayang pada yang memerangi kita.

Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari ahir, berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasullNya, sekalipun orang orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka............. ( Al Mujadillah:22)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalain jadikan penolong kalian kaum yang dimurkai Allah., sesungguhnya mereka telah pitus asa terhadap negeri Akhirad sebagaimana orang-orang kafiryang telah berada di dalam kubur berputus asa (Al Mumtahah : 13 )

karena
Sebagian besar ahli kitab mengiginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekefiransetelah kalian beriman kerena degki yang timbul dari diri mereka sendiri ( Al Baqarah: 129)
Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan pernah ridha kepada kalian sehingga mengikuti agama mereka.... ( Al Baqarah: 120)

Mari menentukan sikap, muslim sejati berani bersikap, Al Quran sebagai pedoman Nabi muhammad sebagai panutan.

Sumber

Syaikh aiman Azh-zahawahiri. Al wala’ wal bara’ .Media Islamika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar