Minggu, 02 Februari 2014

EQ VS SQ



Mengutip pemikiran tantang EQ ( Emotional Quotient) milik Stphen R Covey tntang Fabel Aeosop. Tentang keseimbangan P/PC- definisi dasar dari efektifitas dan hubungan kausalitas antara upaya dan hasil
Keunggulan EQ dalam mencapai prestasi bukanlah hal yang perlu di perdebatkan lagi, banyak bukti berbagai tokoh dunia seperti bill gates pemilik royalti Microsoft,  Lerry ellipson CEO Of Oracle dan Micael Dell CEO DELL Corp merupakan orang-orang dengan kecerdasan emosional yang baik, melihat fakta diatas mungkin kita kan terperanjat betapa kekuatan EQ bisa melejit mengalahkan IQ seseorang, tapi pertanyaan tidak
selesai sampai disitu, ketika seseorang telah mencapai kemapanan hidup, uang telah birlimpah apa selanjutnya yang akan dilakuakan?

Mengejar kemapanan hidup dengan dibantu tingkat emosional yang baik dengan terwujutnya hubungan antar manusia yang baik pula, bukankah hnaya mencakup satu tujuan saja? Yaitu amaliah duniawi yang keberadaanya bersifat sementara?

Kecerdasan spriritual (SQ) pertama kali di gagas oleh Danar Zohar dan Ian Marshall. Berdsarkan riset Micael Persinger (1990-an) dan V.S Ramachandran(1997)  yang keduanya dalahahli psikologi/syaraf menemukan eksistensi God-Spot, sebuah jaringan saraf yang mengikat pengalaman secara bersama untuk hidup lebih bermakna

Akan tetapi, teori SQ temuan barat ii belum menyentuh hubungan manusia dengan Tuhan, akan tetapi hanya membahas sebats tataran psikologi dan biologi

Seseorang dengan kecenderungan SQnya saja, akan terkucilkaan dari dunia kemasyarakatan, karena dia hanya sibuk dengan dunianya sendiri tampa memperdulkan lingkungan sekirnya yang memiliki porsi tersendiri untuk diperhitungkan


                  
  EQ (Emotional Quotient)

                                                                         SQ (Spiritual Quotient)

                
                                     

                                                    ESQ( Emotional Spiritual Quotient)


Rasullulah SAW bersabda:

Bukanlah sebaik-baik kmau orang yang bekerja untuk dunianya saja tampa ahiratnya, dan tidak pula orang-orang yang bekerja untuk akhiratnya saja dan meninggalkan dunianya.dan sesungguhnya, sebaik-baiknya kamu adalah orang yang bekerja untuk(akhiratnya) dan untuk ( dunianya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar